Senin, 26 April 2010

Profil Perusahaan

"Batik Semarang 16 merupakan sanggar batik yang sangat peduli pada lingkungan. Pemakaian bahan-bahan pewarna alami seperti jelawe, tingi, nila, tegeran, dan sebagainya menjadi bukti kepedulian itu."Selembar kain batik yang sampai kepada Anda tentu melalaui proses yang panjang. Begitu juga selembar kain atau yang sudah jadi baju kreasi Batik Semarang 16.
Produk dan Jasa:
Sebelum mempunyai nama Batik Semarang 16, beberapa nama telah dibuat pemiliknya, Umi S Adi Susilo. Apalagi perempuan harus berpikir lama sebelum akhirnya serius menekuni bidang batik. Bahkan, awal ketertarikannya bukan dari bidang yang ada hubungannya dengan usaha tekstil tersebut. berries Tahun 1993, Umi mengikuti pelatihan pengembangan kepribadian di Semarang Study Center (SSC) pimpinan Rahayu Panggardjito, seorang yang sangat mencintai batik dan kolektor batik. Di sela-sela latihan, perempuan yang disebut terakhir tersebut mengenalkan Umi pada beragam jenis motif batik nusantara seperti batik Lasem, Yogyakarta, dan Solo. Melihat koleksi Rahayu, Umi jadi tertarik melakukan hal sama. Dia mulai mencari tempat pelatihan batik. Butuh waktu lama untuk itu. 11 tahun kemudian, pada Agustus 2004, dia membaca sebuah artikel di sebuah majalah mengenai pelatihan batik di Museum Tekstil Jakarta. Umi pergi ke sana untuk sekadar melihat-lihat aktivitas di museum tersebut. Baru pada 25 September 2004, dia mencatatkan diri sebagai siswa di situ bersama Zazilah, seorang sahabatnya. Mereka berdua menerima pelajaran membatik dari para pengajar di museum seperti Mas Yanto, Miss Ari, Bu Sukris, dan banyak lagi lainnya. Ketika itu, Umi sudah mulai membuat batik sendiri di rumahnya di Semarang. Setelah beberapa waktu, timbul keinginan dalam dirinya untuk lebih mengenalkan batik pada masyarakat. Ujudnya berupa pelatihan membatik di Semarang sehingga orang yang tertarik di bidang itu tak harus ke Jakarta seperti dirinya. Dengan menggandeng Zazilah, dan juga didukung para pengajarnya di Museum Tekstil, dia membuka Semar 16 Batik Course. Tempatnya berada di SSC milik Rahayu Panggardjito di Jl Singosari II/7 Semarang. Tujuan kursus itu jelas, yaitu membagi ilmu atau pengalaman membatik pada masyarakat, khususnya generasi muda agar dapat mengenal, mencintai, dan melestarikan batik sebagai identitas bangsa. Karena tempat pelatihan tidak memenuhi syarat untuk proses pewarnaan dan penjemuran kain, lokasi pelatihan dipindah ke rumah keluarga Slamet Adi Susilo di Jl Bukit Seroja I/E-190, Semarang. Tapi ternyata, masih ada kesulitan untuk proses penjemuran. Akhirnya, lokasi dipindah ke sebuah rumah di Jl Bukit Kelapa Hijau V Blok BE No. 1-2, Bukit Kencana Jaya, Semarang. Itu semua dilakukan dengan alasan agar produksinya tetap ramah lingkungan.